ABSTRAK
.Tujuan dalam pembuatan karya tulis ini ialah untuk
mendeskripsikan diksi, piranti kohesi, dan struktur wacana iklan operator
seluler yang ada di Surat Kabar Pikiran Rakyat Jawa Barat bulan Mei 2009. Satuan wacana yang meliputi
kata, frase, dan kalimat dan dianalisis menggunakan teknik analisis wacana
deskriptif kualitatif.
Hasilnya adalah deskripsi diksi, piranti kohesi,
dan struktur wacana iklan operator seluler. Diksi yang digunakan dalam iklan
operator seluler adalah diksi nonkhas dan diksi khas iklan tulis. Piranti
kohesi yang digunakan dalam iklan cetak operator seluler ialah piranti kohesi
gramatikal (referensi, substitusi, dan konjungsi) dan leksikal (pengulangan).
Struktur wacana yang digunakan dalam iklan cetak operator seluler ini adalah
(1) BU + SBU, (2) BU + SBU + B, (3) BU + SBU + P, (4) BU + SBU + B + P, (5) BU
+ SBU + P, dan (6) BU + P.
Dari hasil penelitian ini dapat disampaikan
beberapa saran sebagai berikut. Pertama, pembuat iklan hendaknya menggunakan
kata-kata khusus, dapat memaksimalkan penggunakan jenis diksi yang lebih
emotif, memanfaatkan aksen pada butir utama iklan, dan memanfaatkan diksi
intertekstualitas dalam iklan. Calon konsumen hendaknya mencermati kata khusus
yang digunakan untuk menekankan keuntungan berlebih. Para pendidik dapat
memanfaatkan iklan untuk pengajaran tentang diksi. Kedua, pembuat iklan dapat
menggunakan substitusi untuk meringkas iklan dan hendaknya lebih sering
menggunakan piranti konjungsi contohan dalam iklan, dan menggunakan piranti
konjungsi tegasan untuk lebih meyakinkan calon konsumen. Ketiga, pembuat iklan
hendaknya menampilkan informasi yang penting untuk diketahui calon konsumen dan
menggunakan struktur iklan BU + SBU + B + P. Calon konsumen hendaknya lebih
mencermati penutup iklan karena pada umumnya pembuat iklan menyajikan informasi
cukup penting pada bagian ini.
Kata Kunci:
analisis wacana, iklan cetak, operator seluler
A.
Pendahuluan
Iklan
adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk mempromosikan suatu
produk dan memotivasi pembeli potensial (Agustrijanto, 2006:7). Di sinilah
terjadi penyampaian pesan dari produsen yang diwakili biro iklan kepada calon
konsumen. Hal ini menandakan terjadinya interaksi searah dalam bentuk
komunikasi dari produsen ke calon konsumen.
Pada
umumnya iklan tak lepas dari penggunaan bahasa agar pesan dapat diterima dengan
baik. Penggunaan bahasa iklan menjadi salah satu aspek penting bagi
keberhasilan iklan. Tujuannya untuk mempengaruhi masyarakat agar tertarik
dengan sesuatu yang diiklankan.
Penggunaan
bahasa dalam iklan membuat iklan dapat digolongkan dalam wacana. Sebagai
wacana, iklan memiliki keutuhan makna, sehingga wacana iklan dapat dianalisis
secara kebahasaan. Hal-hal yang dapat dianalisis dari wacana iklan di antaranya
adalah diksi, piranti kohesi, dan struktur wacana.
Wacana
iklan menarik untuk diteliti karena iklan dapat mengubah prilaku calon konsumen
yang awalnya tidak berniat membaca atau mendengarkan sebuah iklan menjadi tertarik
untuk menyimak suatu iklan. Bahkan calon konsumen dapat terpengaruh untuk
menggunakan produk yang diiklankan (Martutik, 1992:1). Karena topik wacana
iklan menarik untuk diteliti, maka dilakukan penelitian wacana iklan operator
seluler. Tujuannya ialah mendeskripsikan diksi, piranti kohesi, dan struktur
wacana iklan operator seluler.
B.
Pengertian Diksi
Diksi
adalah pilihan kata yang digunakan agar selaras dengan yang tepat untuk
mengungkapkan gagasan sehingga menimbulkan efek tertentu yang diinginkan. Diksi
yang ditemukan pada iklan operator seluler yang dianalisis adalah diksi nonkhas
dan diksi khas. Diksi nonkhas ialah diksi yang berupa kata umum-khusus, kata
abstrak-konkret, kata emotif-kurang emotif (Keraf, 1984; Suparno dan Yunus,
2002), sedangkan diksi khas iklan berupa diksi yang menunjukkan narator dan
sasaran iklan, diksi aspek tutur, dan diksi intertekstualitas (Goddard, 1998).
Penggunaan
diksi (kata umum dan khusus) tampak pada iklan esia berikut. (1) Hape esia Fu, Mari
(a) membuka peruntungan, (b) menggapai kebahagiaan di tahun baru Imlek! Dengan
hape esia Fu, sebagai hape pertama di Indonesia yang dilengkapi aplikasi:
Fengshui & Fortune Cookies* Kalender Fu (kalender keberuntungan), Cuma Rp
299 ribu (c) Harga sudah termasuk PPN Gratis 240.000 karakter, SMS Diskon 50%
(d) nelpon ke Cina, Hongkong, dan Singapura sepanjang tahun 2009 dengan
menggunakan kode awal 01010. Contoh nelpon ke Cina: 01010861064823600. (H104)
Pada
kutipan (1) yang merupakan iklan Hape Esia Fu di atas terdapat dua kata umum
(membuka dan harga) dan dua kata khusus. Kata umum itu adalah “membuka” (a) dan
“harga” (c), sedangkan kata khusus adalah “menggapai” (b) dan “nelpon” (d).
Kata
“membuka” memiliki definisi ‘menjadikan tidak tertutup atau tidak bertutup’.
Kata ini memiliki beberapa kata khusus yaitu menyingkap, merintis, mengurai,
menanggalkan, meretas, dan mengungkap. Kata “harga” memiliki definisi ‘nilai
barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang’. Kata khusus dari harga
adalah tarif.
Kata
“menggapai” memiliki definisi ‘mengulur-ulurkan tangan hendak mencapai atau
memegang’. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa kata umum dari ‘menggapai’
adalah mencapai. Kata “nelpon” yang merupakan ragam cakapan yang dipergunakan
dalam pergaulan sehari-hari yang berasal dari kata “menelepon”. Kata
“menelepon” adalah kata khusus dari bercakap-cakap.
Berikut
iklan dari telkomsel (2) SMS PRO mengatur SMS datang biar saat-saat tak
terganggu. Dapatkan Telkomsel SMS PRO, (a) layanan terbaru yang memberikan
kemudahan dan kelebihan dan ber-SMS. SMS (b) Auto Reply, Persis email, Anda
bisa menjawab pesan secara (c) otomatis. SMS (d) Copy SMS (e) dialihkan ke
nomor lain, Anda dapat copy-nya, berita pentingpun tak hilang. SMS (f) Divert Mengalihkan
setiap sms yang masuk ke nomor lain. SMS (g) Blacklist (h) Memblok SMS dari 10
nomor yang tak diinginkan, tanpa diketahui si pengirim. SMS (i) Whitelist, Cuma
SMS penting dari 10 nomor tertentu yang boleh mengganggu. Caranya: Ketik MENU
lalu SMS ke 2255 dan ikuti (j) petunjuknya. (A605).
Pada
kutipan (2) di atas digunakan kata umum maupun khusus. Kata umum yang digunakan
adalah “layanan”, “dialihkan”, dan “petunjuknya”, sedangkan kata-kata khusus
yang digunakan adalah “auto reply”, “otomatis”, “copy”, “divert”, “blacklist”,
“memblok” dan “whitelist”. Kata “layanan” (a) memiliki definisi ‘kemudahan yang
diberikan kepada seseorang’. Kata yang lebih khusus dari “layanan” adalah
servis. Kata “dialihkan” (e) memiliki definisi ‘dipindahkan’. Kata yang lebih
khusus dari kata “dialihkan” ini adalah diverting (bandingkan kutipan f). Kata
petunjuk berdefinisi ‘ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana
sesuatu harus dilakukan’, enklitik –nya pada kata “petunjuknya” mengacu pada
tulisan yang ada di layar ponsel. Kata khusus dari “petunjuknya” (j) adalah
instruksinya.
Kata-kata
khusus yang digunakan dalam iklan Telkomsel itu ialah kata-kata bahasa Inggris
maupun bahasa yang diserap dari bahasa Inggris. Kata-kata khusus yang masih
dalam bahasa Inggris adalah “auto reply” (b), “copy” (d), “divert” (f),
“blacklist” (g), dan “whitelist” (i), sedangkan kata-kata khusus yang merupakan
unsur serapan adalah “otomatis” (c) dan “memblok” (h).
Frase
“auto reply” memiliki definisi menjawab dengan sendirinya’. Kata “copy”
memiliki definisi ‘tindasan (surat dan sebagainya); tembusan; turunan’. Kata
“divert” memiliki definisi ‘pindah atau alih’. Kata “blacklist” memiliki
definisi ‘daftar nama (nomor) orang atau organisasi yang dianggap membahayakan
keamanan’. Sebaliknya, kata “whitelist” dapat didefinisikan sebagai ‘daftar
nama (nomor) orang atau organisasi yang dianggap tidak membahayakan keamanan’.
Kata khusus tersebut dapat diganti dengan terjemahan bahasa Indonesia agar
menjadi lebih umum, yaitu: jawab dengan sendirinya (b), tindasan (d),
pengalihan (f), daftar hitam (g), daftar putih (i).
Kata
konkret dan kata abstrak ditemukan dalam data iklan operator seluler.
Penggunaan kata konkret terdapat pada iklan mentari berikut. (3) Baru! (a)
Kartu perdana AXIS lebih banyak gratisnya, 10 menit nelpon ke semua AXIS, 10
SMS ke semua AXIS, 1 MB akses data, Pulsa perdana Rp 3000. Termasuk bonus
bulanan (D401). Frase “kartu perdana”, ini merupakan kata konkret. Kartu adalah
‘kertas tebal, berbentuk persegi panjang’, sedangkan perdana berarti ‘pertama’.
Kata “perdana” digunakan untuk menerangkan kata “kartu”. Keterangan yang
dimaksud adalah kartu ini yang harus kali pertama dibeli agar dapat menggunakan
telepon seluler. Kartu ini dapat dilihat keberadaannya. Kartu yang digunakan
dalam telepon seluler ini berbentuk persegi panjang dengan ketebalan 2
milimeter dengan sirkuit berwarna emas di tengah-tengahnya.
Selain
kata konkret, pada iklan operator seluler dapat dijumpai penggunaan kata
abstrak. Kata abstrak terdapat pada iklan esia sebagai berikut. (4) Mari
membuka (a) peruntungan, menggapai (b) kebahagiaan di tahun baru Imlek! Dengan
hape esia Fu, sebagai hape pertama di Indonesia yang dilengkapi aplikasi Fengshui
& Fortune Cookies* Kalender Fu (kalender keberuntungan) (H104) “Peruntungan”
dan “kebahagiaan” adalah kata absrak karena kata-kata tersebut tidak dapat
dirasakan kehadirannya lewat pancaindra. Kata “peruntungan” (a) adalah suatu
keadaan untung maupun malang yang telah digariskan oleh Tuhan atau nasib. Tanpa
adanya keterangan bentuk peruntungan yang dimaksud, kata ini masih abstrak.
Sama halnya dengan kata “kebahagiaan” (b), kata yang memiliki arti ‘perasaan
bahagia, kesenangan dan ketentraman’ ini hanya berupa konsep jika tidak ada
suatu aktivitas atau suasana yang menunjukkan bahwa sesorang atau kelompok orang
memperoleh kebahagiaan.
Kata
kurang emotif dan lebih emotif ditemukan dalam data iklan cetak operator
seluler. (5) Penggunaan kata lebih emotif ini dapat dilihat pada iklan Fren
ini. (a) Nelpon Pake Fren Bayarnya (b) Pake Daun (c) Sobat baru kamu! Gratis
nelpon dari Fren Sobat ke semua Fren. Beli 1 Dapat 4 nomor. SMS diskon 70% ke
semua operator. Bonus isi ulang 400% Conference call ke semua Fren. Aktif 8
bulan Mobile-8 Customer Care: 0888-185-6868 atau 888 dari Fren Kamu
www.mobile-8.com. Hanya Tersedia di Jawa & Bali. (F102)
Kata
“nelpon” (a), “pake” (b), dan “sobat” (c) pada kutipan di atas adalah kata-kata
yang lebih emotif. Kata-kata ini berasal dari bahasa yang digunakan dalam
percakapan tidak resmi. Kata “nelpon” memiliki kata yang kurang emotif yaitu
menelepon yang memiliki arti ‘kegiatan bercakap-cakap (memanggil melalui
pesawat telepon). Kata “pake” memiliki kata yang kurang emotif yaitu “memakai”
(menggunakan). Kata “sobat” memiliki kata yang kurang emotif yaitu sahabat
(teman). Tujuan dari penggunaan kata-kata yang lebih emotif ini adalah
memperpendek jarak sosial antara pengiklan dan konsumen.
Kata
yang kurang emotif digunakan pada iklan simPATI berikut. (6) simPATI setia
menemani ke mana pun (a) engkau melangkah Di mana pun Anda berada simPATI
selalu hadir menemani dengan jangkauan terluas dan fasilitas layanan yang
terlengkap. (A505) Kata engkau dan Anda pada kutipan di atas adalah kata yang
kurang emotif. Sebagaimana telah diuraikan pada pembahasan kutipan (11), kata
lebih emotif dari “engkau” dan “Anda” adalah kamu.
Dari
hasil analisis data terdapat diksi khas iklan tulis (cetak) yang digunakan
dalam iklan operator seluler. Diksi iklan cetak yang digunakan pada iklan
operator seluler diklasifikasi menjadi tiga kelompok besar, yaitu diksi yang
menunjukkan narator dan sasaran iklan, diksi aspek tutur, dan diksi
intertekstualitas. Dalam iklan yang dianalisis ditemukan penggunaan sudut
pandang orang pertama dan ketiga sebagai narator iklan. Pada sudut pandang
orang pertama digunakan kata “aku” dan “-ku”. Sudut padang orang ketiga dapat
dilihat dari penggunaan nama produk atau gabungan nama perusahaan dan produk.
Contoh
diksi yang menunjukkan narator iklan yang menggunakan sudut padang orang
pertama adalah sebagai berikut. (7) Capek nelpon putus nyambung, makanya aku
ganti kartu aja pake esia! (H601) Kata “aku” adalah pronomina orang pertama.
Maksud dari kata “aku” pada iklan ini (7) adalah orang berkostum jagoan yang
ditampilkan pada visual iklan esia itu. Orang inilah yang menjadi narator iklan
pada iklan esia Termurah di atas (7).
Berikut
contoh data yang menggunakan diksi yang menunjukkan narator iklan menggunakan
sudut pandang orang ketiga yang berupa nama produk.(8)Logo: AXIS Tagline: GSM
yang baik Termurah nelpon ke semua operator lain hanya Rp300 per menit Kapan
saja, di mana saja
Nelpon pake AXIS ke semua telepon rumah dan operator lain se-Indonesia selama 3 menit cukup bayar 1 menit dan berulang untuk kelipatannya. (D601)
Nelpon pake AXIS ke semua telepon rumah dan operator lain se-Indonesia selama 3 menit cukup bayar 1 menit dan berulang untuk kelipatannya. (D601)
Selain
operator di atas, iklan operator lainnya menggunakan gabungan antara nama
produk dan nama perusahaan. Dari hasil analisis data diketahui bahwa operator
yang menggunakan bentuk ini umumnya adalah operator yang memiliki berbagai
variasi produk, kecuali Ceria. Berikut ini adalah contoh iklan Ceria yang
menggunakan bentuk ini. (9) Logo: (a) Ceria Tagline: Jelas Terjangkau Ceria
Internet hanya Rp208/jam*! Info: 0828 1700 1700 Kecepatan hingga 153 kbps.
Koneksi, stabil!, Instalasi mudah, langsung nge-Net! Bisa Telepon & SMS! Penawaran
harga paket Ceria Internet:Paket Rp150.000 unlimited masa aktif 30 hari Paket
Rp100.000 selama 130 jam masa aktif 30 hari Paket Rp50.000 selama 60 jam masa
aktif 30 hari, Paket Rp20.000 selama 18 jam masa aktif 10 hari Paket Rp10.000
selama 8 jam masa aktif 5 hari Hanya
Rp599ribu! (sudah termasuk Kartu Perdana, Pulsa 10 ribu & PPN). Ceria
Internet adalah kerjasama (b) PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dengan PT Centrin
Online Tbk (I501)
Pada
iklan dalam kutipan (9) terdapat nama produk yang diiklankan yaitu “Ceria” (a)
dan perusahaan produsen produk yaitu “PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia”
(b). Penggunaan diksi pun dapat menentukan siapa sasaran pembaca yang dituju
suatu iklan. Dalam iklan esia berikut digunakan kata-kata yang menunjukkan
lokasi sasaran. (10) Make esia murahnya sepanjang hari…murahnya sepanjang hari,
setiap hari… Nelpon termurah ke semua nomor telepon rumah & CDMA lokal 0341
cuma Rp 50/30 dtk sepanjang hari, setiap hari s/d 31 Maret 2009 Berlaku di
Bandung (Promo sejenis berlaku di seluruh Jawa Barat, info klik www.myesia.com)
(H101)
Iklan
esia (10) menunjukkan bahwa sasaran pembaca adalah orang yang berdomisili di
daerah yang menggunakan bahasa Sunda. Kata “make” berarti memakai dalam bahasa Sunda.
Dalam konteks iklan ini, sasaran pembaca yang dimaksud adalah pembaca yang
berdomisili di daerah Bandung dan sekitarnya.
Penggunaan
bahasa Sunda kasar ini dimaksudkan untuk memperpendek jarak hubungan sosial
pembaca dan penulis iklan. Penggunaan bahasa Sunda kasar ini menekankan
kedudukan yang setara antara pengiklan dan sasaran iklan.
Diksi
yang menunjukkan narator dan sasaran iklan ini dikatakan sebagai diksi khas
iklan tulis karena narator dan sasaran iklan tidak ditunjukkan melalui suara
narator secara langsung. Akan tetapi, narator dan sasaran iklan ditunjukkan oleh
penggunaan kata-kata yang diwujudkan melalui teks tulis. Dalam iklan operator
seluler dalam media surat kabar digunakan diksi akspek tutur (diksi yang
digunakan pada pembicaraan nyata), yaitu deiksis, fitur prosodi, aksen, alih
topik, informasi bersama dan informasi baru, gaya akrab. Bentuk deiksis yang
ditemukan dalam iklan operator seluler ada dua jenis, yaitu: deiksis waktu dan
deiksis persona. Deiksis ini tidak selalu digunakan pada setiap iklan operator
seluler.
Deiksis
waktu yang digunakan adalah sekarang, kini, dan kali ini. Deiksis waktu yang
menggunakan kata sekarang dapat dilihat pada iklan XL berikut. (11) Pake XL
murahnya langsung dari awal. Sekarang nelpon pake XL 15X lebih murah dibanding
operator lain. Bahkan nelpon lamaan dikit diskon 90%. (C203) Kata “sekarang”
pada kutipan (11) oleh seorang pengiklan dimaknai pada saat iklan itu terbit.
Akan tetapi, pembaca akan memaknai kata “sekarang” sebagai waktu pada saat
pembaca membaca iklan itu. Maka dari itu, pada iklan tertentu kadangkala diberikan
keterangan masa berlaku promosi.
Deiksis
persona juga digunakan dalam iklan operator seluler di media cetak. Deiksis
yang digunakan adalah kata “kamu”, “-mu”, “Anda”. Penggunaan kata kamu dapat
ditemukan pada iklan StarOne berikut. (12) Buruan, miliki HP ZTE C310 StarOne
PINTER sekarang! Cuma Rp 256.000 dan kamu bisa menikmati gratis 6 bulan nelpon
ke nomor lokal StarOne dan SMS ke semua nomor StarOne. (B305)
Kata
“kamu” sebagai pronomina orang kedua pada iklan StarOne di atas (12) merujuk
pada pembaca iklan. Jadi, apabila orang yang membaca iklan ini bernama A, maka
yang dimaksud dengan “kamu” adalah A, sedangkan apabila B yang membaca iklan
ini, maka yang dimaksud “kamu” adalah B. Fitur prosodi yang digunakan pada
iklan operator ini berupa seruan keras dan ujaran panjang. Seruan keras
ditunjukkan dengan tanda seru yang lebih dari satu dan ujaran panjang ditandai
dengan beberapa titik. (13) HARGA TERMURAH!!! Bayar cuma Rp 5.000,- Dapet Rp
5.000,- (masa aktif 30 hari) (H101) (14) Asiiikkk… Kartu As Kasih 300 SMS
Gratis Setiap Hari. (A105)
Pada
kutipan (14), frase harga termurah ditulis dengan huruf kapital semua dan
memakai tiga tanda seru. Pengguanan huruf kapital semua pada frase “harga
termurah” menggambarkan adanya penekanan, sedangkan penggunaan tiga buah tanda
seru menandakan adanya seruan keras. Fitur prosodi berupa ujaran panjang
digunakan pada kutipan (15) dengan penandaan tiga buah titik dan pemanjangan
dua fonem terakhir yakni /i/ dan /k/.
Penggunaan
aksen yang merupakan penggunaan kata sedaerah fonetis digunakan pada iklan
kartu As pada kutipan (15), frase “Asiiikkk… Kartu As Kasih” memiliki kedekatan
fonetik, asik dengan as, kartu dengan kasih. Asik dan kasih merupakan kata-kata
dalam bahasa gaul. Asik adalah bentuk bahasa gaul dari kata “asyik” yang
digunakan untuk mengungkapkan ekspresi kesenangan, sedangkan kata “kasih”
adalah kata dalam bahasa gaul yang berarti ‘memberikan’. Pengalihan topik juga
terjadi pada iklan operator seluler.
Contoh
pengalihan topik ini dapat dilihat pada iklan TelkomFlexi berikut. (16) Flexi
ke Telpon Rumah Terbukti Termurah Gak cuma di beberapa kota, tapi se-Indonesia
cuma Rp 35/menit Ikuti Paket Tagihan Tetap Flexi ke Telpon Rumah dan nikmati
tarif termurahnya! Flexi Rp 35/menit CDMA A Rp 80/menit CDMA B Rp 250/menit
CDMA C Rp 850/menit Flexi ke flexi tetap gratis Se-komunitas, se-Indonesia Informasi:
TELKOM 147 atau www.telkomflexi.com
yestv your entertainment solution Anda ingin berlangganan televisi berbayar? Hubungi 14047 (G502)
yestv your entertainment solution Anda ingin berlangganan televisi berbayar? Hubungi 14047 (G502)
Pada
iklan (16) terjadi pengalihan topik dari tarif flexi ke telepon rumah ke
penawaran televisi berbayar. Pengalihan penawaran antara flexi dan yestv ini
dilakukan karena antara dua produk ini masih bernaung pada kelompok usaha yang
sama, yaitu TELKOM. Asumsi adanya informasi pengetahuan bersama digunakan pada
beberapa iklan.
Salah
satu iklan tersebut adalah iklan esia berikut.
(17) Yang lain cuma ke sesama, esia murah ke semuanya! (H102)
Yang dimaksud dengan yang lain pada kutipan iklan (17) di atas adalah operator seluler lain di Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengetahui bahwa operator seluler di Indonesia selain esia adalah Telkomsel, Indosat, XL, AXIS, 3, Mobile-8, TelkomFlexi, Ceria.
(17) Yang lain cuma ke sesama, esia murah ke semuanya! (H102)
Yang dimaksud dengan yang lain pada kutipan iklan (17) di atas adalah operator seluler lain di Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengetahui bahwa operator seluler di Indonesia selain esia adalah Telkomsel, Indosat, XL, AXIS, 3, Mobile-8, TelkomFlexi, Ceria.
Informasi
baru tentu juga diberikan dalam iklan. Sebelum membaca iklan ini orang tidak
tahu tentang informasi ini. Contohnya terdapat pada iklan berikut. (18) Lebih
untung pake HP AXIS Hoki HP layar warna pertama yang membuatmu lebih untung Gratis
setiap bulan Nelpon 25 menit 250 SMS Pulsa Rp 2.500
Nikmati segera semua keuntungan di atas dengan harga terjangkau Hanya Rp 249 ribu Dapatkan di AXIS Center serta di toko-toko HP di kotamu.
Promosi AXIS selalu murah dan jujur. (D302)
Nikmati segera semua keuntungan di atas dengan harga terjangkau Hanya Rp 249 ribu Dapatkan di AXIS Center serta di toko-toko HP di kotamu.
Promosi AXIS selalu murah dan jujur. (D302)
Sebelum
adanya iklan ini (18) orang tidak mengetahui bahwa AXIS telah mengeluarkan
produk baru yang bernama AXIS Hoki. Informasi baru lainnya adalahh keuntungan
ponsel AXIS Hoki serta harganya. Iklan juga menggunakan diksi yang bisa
membentuk keakraban dengan calon pengguna layanan. Contoh dapat dilihat pada
iklan Smart berikut. (19) Murahnya Komplit! Cuma Smart yang murahnya 24 Jam,
bukan promo! Telepon lokal, interlokal, SMS serta internetan, murah! Hebatnya
lagi, biar cuma pakai Rp 10 dalam seminggu, Smart kamu bisa aktif terus.Smart,
terus-terusan murahnya, terus-terusan aktifnya! Interlokal ke operator lain Rp10/detik
Interlokal ke sesama Smart Rp1/detik SMS ke semua operator Rp50/SMS Internet
Rp0,275/KB Murahnya Komplit 24 Jam Bukan Tarif Promo Customer Care 088 11 22 33
44 881 (dari nomor Smart) www.smart-telecom.co.id (J201)
Pada
iklan Smart di atas (19) kata-kata yang digunakan adalah kata sehari-hari yang
emotif. Kata-kata emotif yang digunakan adalah “komplit”, “cuma",
“hebatnya lagi” “biar”, “kamu”, “bisa”, “terus-terusan”. Diksi intertekstual
dijumpai pada iklan yang mempunyai teks acuan sebelumnya. Diksi ini dapat
ditemui pada tagline iklan operator seluler 3 dan AXIS. Tagline Operator 3 “3,
Jaringan GSM-mu” mengacu pada tagline lama “3, Jaringan Seluler-mu”.
Penggantian yang terjadi pada akhir tahun 2007 ini mempertegas bahwa operator 3
beoperasi pada Jaringan GSM. Tagline AXIS juga berasal dari penyimpulan iklan
yang pernah diiklankan AXIS pada tahun 2008. Iklan ini menyatakan bahwa “murah
itu baik, langsung itu baik, jujur itu baik”. Pada waktu iklan itu dibuat tarif
AXIS memang murah, langsung (dihitung dari detik pertama), dan jujur (tanpa
syarat dan ketentuan berlaku).
Diksi
intertekstual merupakan diksi khas iklan karena kata-kata ini memiliki hubungan
antarteks. Hubungan ini terjadi karena bila iklan dikaitkan dengan iklan yang
telah muncul sebelumnya. Piranti Kohesi Piranti kohesi adalah bentuk linguistik
yang digunakan sebagai penghubung unsur-unsur wacana sehingga terbentuk suatu
hubungan kohesif (Rani, 2004). Piranti kohesi gramatikal yang digunakan dalam
iklan operator seluler adalah referensi, substitusi, dan konjungsi. Referensi
yang digunakan ialah referensi anafora dan katafora. Substitusi yang digunakan
ialah substitusi katafora. Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi piranti
penambahan, sebab-akibat, simpulan, contohan, dan tegasan.
Referensi
anafora adalah referensi yang antesedennya berada di sebelah kiri pronomina.
Referensi anafora yang digunakan dalam iklan operator seluler adalah sebagai
berikut. (20) Gratis Sunlight setiap isi pulsa Mentari & IM3 lebih senang! Isi
ulang pulsa ada bonusnya. (B202) Enklitik –nya pada kata “bonusnya” mengacu
pada referensi “Sunlight”. “Sunlight” yang merupakan produk sabun cuci piring
akan diberikan sebagai tambahan barang yang didapat dalam pembelian setelah
melakukan pengisian pulsa. Enklitik ini merupakan jenis pronomina noninsani
terasingkan sebab “Sunlight” dan bonus dapat dipisahkan. Referensi katafora
juga digunakan pada iklan cetak operator seluler.
Iklan
simPATI berikut menggunakan referensi katafora noninsani. (21) Puas (a) kualitasnya,
puas (b) murahnya Tarif hemat (c) simPATI Rp 0,5/detik tetap bikin puas (A104) Enklitik
–nya (a, b) pada iklan di atas memiliki acuan yang sama yaitu simPATI (c).
Acuan yang sama ini memiki maksud bahwa layanan simPATI membuat puas para
pelanggannya, baik dari segi kualitas maupun tarif murah. Penggunaan substitusi
anafora digunakan pada iklan operator seluler untuk menggantikan frase, klausa,
maupun kalimat. Substitusi ini digunakan pada iklan operator kartu As berikut. (22)
Nelpon Lama cuma Rp 1000 Pagi Siang Malam Tekan #1 (a) Pake Kartu As, nelpon
lama kapan aja, pagi siang atau malam sama murahnya. (b) Caranya gampang. Tekan
#1 Contoh: #10852xxxxxxxx (A301)
Pada
iklan kartu As (22) di atas terdapat penggunaan substitusi anafora. Enklitik
–nya pada kata “caranya” (b) menggantikan keseluruhan frase “pake kartu As,
nelpon lama kapan aja, pagi siang atau malam sama murahnya” (a). Penggunaan
substitusi ini untuk menghindari penyebutan kalimat secara berulang.
Penggunaan konjungsi ditemukan dalam data iklan operator seluler yang dianalisis. Jenis-jenis konjungsi yang digunakan pada iklan operator seluler adalah penambahan, sebab-akibat, simpulan, contohan, dan tegasan.
Penggunaan konjungsi ditemukan dalam data iklan operator seluler yang dianalisis. Jenis-jenis konjungsi yang digunakan pada iklan operator seluler adalah penambahan, sebab-akibat, simpulan, contohan, dan tegasan.
Piranti
konjungsi berupa penambahan dapat ditemukan pada iklan IM3 berikut. (23) kalo
bosan mending SMS-an (a) Per SMS Rp 0,1 seharian. Nikmati juga (b) nelpon Rp
0,1 per detik sampe puas bangeetss! (B101)
Kata “juga” berfungsi untuk menambahkan informasi baru pada pembaca bahwa selain biaya SMS yang memiliki tarif Rp 0,1 yang disebutkan pada butir (a), tarif percakapan per detik operator IM3 adalah Rp 0,1 (b). Hal ini memberikan informasi kepada pembaca bahwa tarif murah IM3 berlaku untuk SMS dan percakapan.
Kata “juga” berfungsi untuk menambahkan informasi baru pada pembaca bahwa selain biaya SMS yang memiliki tarif Rp 0,1 yang disebutkan pada butir (a), tarif percakapan per detik operator IM3 adalah Rp 0,1 (b). Hal ini memberikan informasi kepada pembaca bahwa tarif murah IM3 berlaku untuk SMS dan percakapan.
Piranti
konjungsi sebab-akibat ditemukan dalam iklan operator seluler yang berpola akibat-sebab
seperti pada iklan Telkomsel berikut ini. (24) 14 menit nelpon GRATIS (a)
Cerita ke semua orang tanpa ada habisnya tentang fasilitas baru dari kantor 14
kali SMS GRATIS (b) Kesempatan untuk lebih dekat dengan semua cucu. 14 kali MMS
GRATIS (c) Pamerkan belanjaan Anda ke semua teman yang sedang di kantor. Karena
(d) di ulang tahun ke-14, TELKOMSEL memanjakan Anda pelanggan kartuHALO dengan
hadiah 14 menit nelpon gratis, 14 SMS gratis, dan 14 MMS gratis. Nikmati
berkomunikasi lebih leluasa! (A502)
Iklan
di atas (24) menggunakan piranti sebab-akibat “karena” untuk memadukan gagasan
antara akibat dan sebab. Pada butir (a), (b), (c) disebutkan tiga buah
aktivitas yang dapat dilakukan pelanggan kartuHALO. Kesemuanya itu dapat
dilakukan sebab ada hadiah sebagai wujud ucapan terima kasih Telkomsel kepada
pelanggan kartuHALO. Pernyataan tentang sebaban ini dapat dilihat pada butir
(d).
Piranti
simpulan dapat ditemukan dalam iklan AXIS berikut. (25) (a) Menelepon ke Arab
Saudi lebih murah, Cuma Rp 1388/menit Jadi dengan AXIS, (b) menelepon ke Arab
Saudi sama dengan Rp 23/detik Tarif ini terbukti paling murah per menitnya
dibandingkan dengan operator lain Nikmati menit-menit menelepon berharga kamu
bersama AXIS Cukup tekan 01012 Contoh: 01010129661234567 (D102) Iklan AXIS itu
(25) menggunakan piranti simpulan untuk menyimpulkan tarif murah AXIS. Pada
butir (a) disebutkan bahwa tarif menelpon ke Arab Saudi menggunakan operator
ini hanya Rp1.388/menit. Dari pernyataan itu ditarik kesimpulan tarif per detik
menelpon ke Arab Saudi. Piranti simpulan “jadi” digunakan untuk memadukan
antara kalimat (a) dan (b).
Pada
iklan operator seluler ditemukan penggunaan piranti contohan. Piranti contohan
menghubungkan antara contoh dengan kalimat sebelumnya. Piranti contohan
terdapat pada iklan berikut. (26) (a) Diskon 50% nelpon ke Cina, Hongkong, dan
Singapura sepanjang tahun 2009 dengan menggunakan kode awal 01010. Contoh (b)
nelpon ke Cina : 01010861064823600. (H104) Iklan di atas menggunakan piranti
contohan dengan kata “contoh”. Kalimat yang berada di belakang kata contoh (b)
itu adalah penjelas dalam bentuk nyata dari penggunaan kode awal 01010 seperti
yang disebutkan pada (a). Dengan adanya contoh ini diharapkan pembaca dapat
lebih memahami cara penggunaan fasilitas ini.
Penggunaan
piranti tegasan digunakan untuk menegaskan kembali kalimat sebelumnya agar
dapat segera dipahami. Piranti ini digunakan pada iklan XL berikut. (27) Pake
XL murahnya langsung dari awal. Sekarang nelpon pake XL 15X lebih murah
dibanding operator lain. Bahkan nelpon lamaan dikit diskon 90%. (C203) Kata
“bahkan” pada iklan di atas (27) digunakan untuk penegasan. Yang ingin
ditegaskan dari iklan itu adalah tarif XL yang murah dan makin lama makin murah
karena bila menelpon dalam jangka waktu yang lama pengguna akan memperoleh
potongan harga sebesar 90% dari harga normal.
Piranti
kohesi leksikal yang digunakan berupa pengulangan. Bentuk pengulangan yang
terdapat dalam iklan operator yang dianalisis berupa pengulangan penuh,
pengulangan dengan bentuk lain, dan pengulangan dengan penggantian.
Bentuk
pengulangan penuh yang ditemukan pada iklan operator seluler dapat berupa
pengulangan nama produk, pengulangan jenis layanan yang diiklankan, pengulangan
kata ganti, pengulangan keunggulan produk, dan pengulangan lainnya. Contoh
bentuk pengulangan penuh nama produk dapat dilihat pada kutipan iklan Kartu As
berikut. (28) Asiiikkk… (a) Kartu As Kasih 300 SMS Gratis Setiap Hari *899# SMS-an
pake (b) Kartu As makin Asik cukup hubungi *899# dari nomor (c) Kartu As kamu
& nikmati 300 SMS Gratis setiap hari dari pukul 00.00 - 19.00 waktu
setempat. Berlaku untuk semua (d) Kartu As termasuk (e) Kartu As Fress. Berlaku
mulai 7 Januari 2009 Berlaku ke sesama pelanggan Telkomsel Bisa juga Gift SMS
ke sesama pengguna (f) Kartu As caranya: hubungi *899# dan pilih menu 300 SMS
Gratis, lalu pilih Gift Info lengkap hubungi 116 (GRATIS) atau klik www.telkomsel.com (A105)
Pada
iklan kartu As (28) di atas, nama produk “kartu As” diulang lima kali (a, b, c,
d, dan, f). Sebenarnya kata “Kartu As” dalam iklan ini disebut enam kali, namun
kata pada butir (e) tidak termasuk pengulangan penuh karena kata “Kartu As
Fress” menjadi satu kesatuan yang merupakan varian dari produk “Kartu As” yang
menawarkan fasilitas lebih daripada kartu As reguler. Dengan pengulangan nama
produk ini, maka secara tidak langsung pembaca akan mengingat-ingat bahwa yang
ditawarkan adalah produk “Kartu As”.
Pengulangan
dengan bentuk lain juga ditemukan pada iklan operator seluler. Contoh
penggunaan pengulangan dengan bentuk lain adalah sebagai berikut.
(29) Setiap Isi Ulang Rp 50 ribu (a) Gratis Internetan Unlimited (b) selama 30 hari! Setiap isi ulang Rp 50.000 langsung (c) gratis internetan sepuasnya, (d) sebulan penuh! (J502) Frase “Gratis Internetan Unlimited” (a) pada iklan Smart di atas diulang dengan bentuk lain berupa frase “gratis internetan sepuasnya” (c). Unlimited berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘tanpa batas’. Dengan adanya fasilitas ini, pelanggan diasumsikan akan mengalami kepuasan. Oleh karena itulah, frase “Gratis Internetan Unlimited” (a) diulang dengan bentuk lain yaitu “gratis internetan sepuasnya” (c). Frase “selama 30 hari” (b) juga mengalami pengulangan dengan bentuk lain yaitu “sebulan penuh” (d). Dalam ekonomi, satu bulan dihitung 30 hari. Atas dasar inilah frase “selama 30 hari” (b) diulang dengan frase “sebulan penuh” (d).
(29) Setiap Isi Ulang Rp 50 ribu (a) Gratis Internetan Unlimited (b) selama 30 hari! Setiap isi ulang Rp 50.000 langsung (c) gratis internetan sepuasnya, (d) sebulan penuh! (J502) Frase “Gratis Internetan Unlimited” (a) pada iklan Smart di atas diulang dengan bentuk lain berupa frase “gratis internetan sepuasnya” (c). Unlimited berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘tanpa batas’. Dengan adanya fasilitas ini, pelanggan diasumsikan akan mengalami kepuasan. Oleh karena itulah, frase “Gratis Internetan Unlimited” (a) diulang dengan bentuk lain yaitu “gratis internetan sepuasnya” (c). Frase “selama 30 hari” (b) juga mengalami pengulangan dengan bentuk lain yaitu “sebulan penuh” (d). Dalam ekonomi, satu bulan dihitung 30 hari. Atas dasar inilah frase “selama 30 hari” (b) diulang dengan frase “sebulan penuh” (d).
Pengulangan
dengan penggantian juga ditemukan dalam iklan operator seluler. Pengulangan
dalam bentuk ini sama dengan penggunaan piranti kohesi gramatikal substitusi. Struktur
Wacana Iklan yang terdapat dalam wacana iklan cetak operator seluler terbentuk
dari unsur pembangun wacana iklan, yaitu butir utama (BU), subbutir utama
(SBU), badan (B), dan penutup (P). Dari analisis data diketahui bahwa unsur
pembentuk wacana iklan itu memiliki enam pola struktur.
Pola pertama yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU + SBU. Struktur ini ditemukan pada iklan operator berikut. (30) (a) Fren selalu terbuka (b) Siap buka-bukaan? Klik www.mobile-8.com/sobat (F101) Kalimat “Fren selalu terbuka” (a) merupakan butir utama iklan Fren yang digunakan untuk membangkitkan rasa ingin tahu calon konsumen.
Pola pertama yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU + SBU. Struktur ini ditemukan pada iklan operator berikut. (30) (a) Fren selalu terbuka (b) Siap buka-bukaan? Klik www.mobile-8.com/sobat (F101) Kalimat “Fren selalu terbuka” (a) merupakan butir utama iklan Fren yang digunakan untuk membangkitkan rasa ingin tahu calon konsumen.
Pembaca
iklan akan terdorong untuk mengetahui maksud kalimat dalam butir utama dengan
pertanyaan “apa yang dimaksud dengan kalimat (a) itu?” dan “mengapa dikatakan
demikian?”. Penulis iklan memanfaatkan nama produk yang diiklankan dalam butir
utama ini dengan cerdik, sehingga kalimat (a) mengandung pengertian ganda. Kata
“Fren” dapat diartikan sebagai nama produk maupun ‘teman’, sehingga pembaca pun
dibuat makin penasaran. Subbutir utama yang menjelaskan butir utama menggunakan
kalimat pertanyaan yang menuntut perhatian lebih, yaitu “Siap buka-bukaan?”
Pertanyaan yang menggoda itu mengandung arti “Apakah pembaca siap saling
membuka dengan Fren”. Pembaca akan mendapatkan jawaban jika membuka alamat
laman itu (b).
Pola
kedua yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU + SBU + B.
Struktur ini ditemukan pada iklan operator berikut. (31) (a) Malang, nikmati
Layanan indosat broadband 3.5G (b) Speed gives you more (c) Akses lebih cepat
hingga 3.6 Mbps Dapatkan paket unlimited mulai Rp 100.000 per bulan browsing
apa aja, gak masalah! (B201) Butir utama pada iklan di atas bertujuan untuk
menarik perhatian konsumen khusus. Butir utama pada iklan ini dapat dilihat
pada kalimat (a). Kata yang berada pada awal kalimat (a), “Malang” menunjukkan
bahwa sasaran iklan ini adalah masyarakat Malang. Kalimat subbutir utama (b) merupakan
tagline dari produk indosat broadband 3.5G ini yang memiliki arti ‘kecepatan
yang memberi Anda lebih”. Badan iklan ini (c) menampilkan alasan objektif.
Alasan yang dimaksud adalah akses cepat internet hingga 3.6 mega bit per detik.
Layanan ini dapat dinikmati dengan membayar minimal Rp100.000,00 per bulan
untuk mengakses internet tanpa batas.
Pola
ketiga yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU + SBU + P.
Struktur ini ditemukan pada iklan Telkomsel Flash berikut. (32) (a) Internetan
Sepuasnya Cuma Rp 125.000,- (b) Melaju Super Cepat di Dunia Maya Hingga 3.6
Mbps (c) Datangi layanan FLASH di booth Telkomsel Corner di Malang Town Square
lantai dasar (setiap Jumat s.d. Minggu) selama bulan april (d) Syarat dan
ketentuan berlaku (e) Hubungi 111 kartuHALO atau 0807 1811 811 dan (021) 5291
9811 dari fixed phone atau klik www.telkomsel.com/flash (A401).
Butir
utama iklan (a) menekankan keuntungan kepada calon konsumen. Keuntungan yang
dimaksud adalah konsumen dapat memperoleh layanan internet sepuasnya hanya
dengan Rp125.000,00. Butir utama ini diperjelas oleh keterangan subbutir utama
pada (b) berupa kecepatan koneksi internet maksimal yang dapat diperoleh calon
konsumen, yaitu 3,6 Mega Bit per Second. Bagian penutup iklan terdiri atas proposisi
yang dikembangkan dengan teknik lunak dan butir pasif. Pengembangan penutup
iklan dengan teknik lunak ditunjukkan pada kalimat (c). Calon konsumen diajak
untuk mengunjungi stan FLASH Telkomsel Corner di Matos lantai pada bulan April
setiap Jumat sampai Minggu. Kalimat (c) disebut dikembangkan dengan teknik
lunak karena tidak memerintahkan konsumen untuk bertindak segera. Kalimat (d)
memberi informasi kepada konsumen bahwa ada syarat dan ketentuan dalam
penggunaan layanan dan hal itu tidak ditampilkan pada iklan ini. Kalimat (e)
berisi imbauan kepada konsumen untuk menghubungi nomor layanan pelanggan
Telkomsel atau mengunjungi laman jejaring Telkomsel.
Pola
keempat yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU + SBU + B +
P. Struktur ini ditemukan pada iklan operator berikut. (33) (a) Minta ang pao
ke China, hanya 234/mnt. (b) Juga ke Hong Kong dan Taiwan. Gong Xi, Gong Xi,
Gong Xi Fat Choi! Ayo rayakan Imlek dengan (c) tarif nelpon termurah ke China,
Hong Kong, dan Taiwan hanya Rp 234/menit. Buruan ucapin Gong Xi dan minta ang
pao! Tekan 01089 + kode negara + kode area + nomor tujuan
Dapatkan
2 RBT Imlek hanya dengan Rp 2 ribu untuk 30 hari pertama, caranya ketik
PAKETIMLEK kirim ke 333. Mau? (d) Tarif belum termasuk PPN 10% (e) Minimal
sekali isi ulang Rp 10 ribu untuk menikmati promo ini. (f) Tarif berlaku mulai
15 Januari s/d 28 Februari 2009 (g) www.three.co.id
(h) 0896 4 4000 123 (E101) Butir utama pada iklan (33) menggunakan proposisi
yang menekankan keuntungan kepada calon konsumen. Hal ini dapat dilihat pada
(a) yang menyatakan tarif menelpon ke Cina hanya Rp.234,00 per menit. Tarif ini
tergolong murah jadi calon konsumen dalam meminta ang pao pada kerabatnya di
Cina melalui telepon. Pada tahun baru Imlek, tradisi memberi dan meminta ang
pao ini bertujuan menyambung silahturahmi antarkerabat. Tujuan ini ditekankan
pada frase “minta ang pao ke China” (a) ini. Subbutir utama pada iklan (33)
menambahkan informasi yang dinyatakan pada butir utama iklan (a). Penambahan
informasi tentang keuntungan itu diwadahi dalam kalimat “Juga ke Hong Kong dan
Taiwan” (b). Dengan kalimat ini, konsumen menjadi mengetahui bahwa tarif
menelepon 234 per menit ke Cina juga berlaku untuk negara “Hong Kong dan Taiwan”.
Dua negara ini juga mayoritas penduduknya beretnis Cina karena merupakan
provinsi spesial negara Cina.
Badan
iklan dalam iklan ini menggunakan proposisi dengan alasan objektif. Alasan
objektif dikemukakan pada (c) yang berisi alasan mengapa tarif menelepon 3
termurah untuk tujuan Cina, Hong Kong, dan Taiwan dikatakan termurah. Tarif 3
dikatakan termurah karena hanya 234/menit, paling murah di antara tarif
operator seluler di Indonesia saat itu. Bagian penutup iklan yang semuanya
menggunakan butir pasif dapat ditemukan pada (d) sampai (h). Kalimat (d)
memberikan informasi bahwa tarif promosi menelepon murah ke Cina, Hong Kong,
dan Taiwan ini belum termasuk PPN 10%. Kalimat (f) memberikan informasi syarat
yang harus dipenuhi calon konsumen untuk dapat memanfaatkan keuntungan ini,
yaitu calon konsumen harus mengisi ulang pulsanya paling sedikit Rp10.000,00.
Bila syarat ini tidak dipenuhi, maka tarif yang berlaku adalah tarif normal.
Kalimat (f) memberikan informasi masa berlaku promosi. Artinya, di luar waktu tersebut
tarif ini akan mengikuti tarif normal. Butir pasif yang ada di (g) dan (h)
memberikan informasi kepada calon konsumen alamat laman jejaring 3 yang dapat
diakses calon konsumen dan nomor layanan pelanggan yang dapat dihubungi jika
calon konsumen membutuhkan informasi yang lebih lengkap.
Pola
kelima yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU +B + P.
Struktur ini ditemukan pada iklan operator berikut. (34): (a) mentari Gratis
Pulsa Rp.18.000 (b) Pulsa Kartu perdana Rp 3.000 plus bonus @ Rp 5.000 pada 3
kali isi ulang pertama (c) Info lengkap: www.indosat.com (B301) Butir utama
pada iklan (a) menggunakan proposisi yang menekankan keuntungan bagi calon
konsumen, yaitu pulsa cuma-cuma senilai Rp18.000,00. Badan iklan (b) pada iklan
ini menggunakan alasan objektif, yaitu setiap pembelian kartu perdana, calon
konsumen akan mendapatkan pulsa Rp3.000,00 ditambah tiga kali tambahan
Rp5000,00 pada tiga kali isi ulang pertama. Penutup iklan menggunakan butir
pasif. Butir pasif (c) ini berisi alamat laman jejaring yang dapat diakses
calon konsumen bila ingin mendapat informasi lebih lengkap.
Pola
keenam yang digunakan pada wacana iklan operator seluler adalah BU + P.
Struktur ini ditemukan pada iklan operator berikut. (35) Sekali mana cukup? (a)
Pake Mentari gratis nelpon berkali-kali seharian (b) Gratis nelpon berkali-kali
jam 00.00 - 17.00 (3600 detik ke sesama Indosat) untuk wilayah Jawa. Cara:
nelpon ke sesama Indosat menggunakan pulsa utama minimal Rp 1.500/hari
(akumulasi) untuk Senin-Jumat & Rp 2.000/hari (akumulasi) untuk
Sabtu-Minggu sesuai dengan rentang waktu di atas. (c) Program ini dapat juga
dinikmati oleh pelanggan IM3. Caranya ketik regmentari kirim ke 2020. (d) Tarif
Mentari tetap murah Rp 5/detik & Rp 99/SMS berlaku ke semua operator
se-Indonesia (e) Waktu Nelpon Tarif 23.00 - 04.59 Rp 5/detik 05.00 - 22.59 Rp 20/detik (f) Info lebih
lanjut: www.indosat.com (B503)
Butir
utama iklan mentari di atas dapat ditemukan pada (a). Butir ini menekankan
keuntungan kepada calon konsumen, yaitu calon konsumen mentari dapat menelpon
berkali-kali tanpa dikenakan biaya sepanjang hari. Bagian penutup iklan ini
menggunakan teknik pengembangan campuran antara teknik lunak dan butir pasif.
Butir (b) memuat ketentuan dan cara untuk mendapatkan fasilitas menelepon
berkali-kali tanpa dikenakan biaya. Kalimat pertama pada butir (c)
menginformasikan bahwa pelanggan IM3 (sama-sama produk Indosat) juga dapat
mendapatkan layanan ini. Pada kalimat selanjutnya, ditampilkan informasi berupa
cara memindah paket IM3 ke Mentari. Pada (d) digunakan teknik penjualan dengan
teknik lunak yang menyatakan bahwa tarif murah Mentari tetap berlaku. Dengan
adanya informasi ini, diharapkan calon konsumen membeli kartu perdana Mentari
apalagi deskripsi tarif Mentari disebutkan pada butir (e). Pada bagian terakhir
penutup iklan (f), calon konsumen diberi informasi alamat laman jejaring yang
dapat dikunjungi jika calon konsumen membutuhkan informasi lebih lengkap.
Kesimpulan
Diksi yang digunakan dalam
iklan operator seluler dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu
diksi nonkhas dan diksi khas iklan tulis. Diksi nonkhas yang digunakan dalam
iklan operator seluler berupa kata umum-khusus, kata abstrak-konkret, dan kata
emotif-kurang emotif. Sementara itu, diksi khas iklan tulis berupa diksi yang
menunjukkan narator dan sasaran iklan, diksi aspek tutur (deiksis, fitur
prosodi, aksen, pengalihan topik, informasi bersama dan informasi baru, serta
gaya akrab), dan diksi intertekstualitas.
Piranti kohesi yang
digunakan dalam iklan cetak operator seluler berupa piranti kohesi gramatikal
dan leksikal. Piranti kohesi gramatikal yang digunakan berupa referensi
(anafora dan katafora), substitusi (anafora), dan konjungsi (penambahan,
sebab-akibat, simpulan, contohan, dan tegasan). Piranti kohesi leksikal yang
digunakan adalah pengulangan (pengulangan penuh, pengulangan dalam bentuk lain,
dan pengulangan penggantian).
Struktur wacana yang
digunakan dalam iklan cetak operator seluler sama dengan iklan pada umumnya,
yaitu dibangun oleh butir utama (BU), subbutir utama (SBU), badan (B), dan
penutup (P). Unsur ini tidak selalu digunakan dengan lengkap. Ada enam pola
struktur yang digunakan dalam iklan cetak operator seluler, yaitu (1) BU + SBU,
(2) BU + SBU + B, (3) BU + SBU + P, (4) BU + SBU + B + P, (5) BU + SBU + P, dan
(6) BU + P.
DAFTAR PUSTAKA
Agustrijanto. 2006. Copywritting: Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami
Bahasa Iklan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Goddard, Angela. 1998. The Language of Advertising: Written Texts. London:
Routladge.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan I. Jakarta:
Gramedia.
Martutik. 1992. Analisis Wacana Iklan Radio yang Berbahasa Indonesia. Tesis
Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Pascasarjana IKIP Malang.
Rani, Abdul dkk. 2004. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam
Pemakaian. Malang: Bayu Media.
Suparno dan Mohammad Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Penerbit Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar