BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa
merupakan hal penting bagi manusia. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai hal. Manusia
tidak dapat berhubungan satu sama lain bila tidak ada bahasa. Manusia akan
sulit mengutarakan keberadaannya bila tidak ada bahasa. Dengan kata lain,
bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hubungan sosial antar manusia.
Mengingat begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia, maka perhatian
terhadap bahasa, terutama Bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu bangsa
perlu ditumbuhkembangkan.
Bahasa
Indonesia, sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
berkedudukan sebagai bahasa nasional dan berfungsi sebagai lambnag kebanggaan
kebangsaan, lambang identitas nasional, pemersatu bangsa dan sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 sebagai bahasa negara yang berfungsi sebagai
bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan (Arifin dan
Tasai, 2002:10). Selanjutnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara juga
memiliki 3 fungsi yakni sebagai bahasa media massa, pendukung sastra Indonesia
dan pemerkaya bahasa dan sastra daerah (Alwi, 2003: 232).
Bahasa
Indonesia bagi bangsa Indonesia bukan hanya berfungsi sebagai sarana
komunikasi, melainkan juga sebagai lambang identitas bangsa yang harus dijaga
dan dilestarikan. Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia harus terus
dilakukan secara berkesinambungan di segala lapisan masyarakat Indonesia.
Di
Indonesia, dan di negara-negara berkembang lainnya, media massa tidak saja
berpengaruh dalam penyebaran bahasa nasional, tetapi juga sangat berpengaruh
dalam penentuan bentuk bahasa sehingga bahasa tersebut diterima oleh seluruh
masyarakat. Dengan kata lain, peranan media massa memegang peranan penting
dalam usaha pembinaan dan pengembangan bahasa (Moeliono dalam Muhyidin, 2008).
Peran
wartawan sebagai pengguna bahasa jurnalistik sangat penting dalam
penyebarluasan bahasa. Tetapi, kadang wartawan menggunakan bahasa yang salah
dalam menyampaikan inspirasinya. Baik dalam tata wacana maupun dalam tata
kalimat.
Dalam
makalah ini penulis akan menganalisis kalimat yang digunakan dalam Tajuk
Rencana surat kabar Kompas yang terbit hari Senin tanggal 6 Oktober 2008
berdasarkan tipe-tipe kalimat lengkap dalam Bahasa Indonesia.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka batasan masalah
dalam makalah ini adalah “Tipe
kalimat apa yang digunakan para jurnalis dalam meyusun wacana di surat kabar”.
C. Tujuan
Menganalisis
kalimat-kalimat dalam sebuah Tajuk Rencana di Surat Kabar Pikiran Rakyat
berdasarkan tipenya.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil
analisis ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
pengembangan keilmuan dan bahan pertimbangan dimasa yang akan datang jika akan
dilakukan analisis dengan topik yang sama.
2. Bagi Tenaga Pendidikan
Diharapkan
dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengembangan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat
dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian bahasa Indonesia yang baik dan
benar dari segi strutur dan tutur..
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Analisis
Analisis
adalah Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya) (KBBI, 2002).
2. Kalimat
Untuk lebih
memahami lebih dalam mengenai kalimat, berikut penulis kemukakan beberapa
pendapat para ahli linguistik mengenai kalimat. Menurut Hockett (dalam Suhardi,
2008 : 4) menyatakan bahwa kalimat adalah bentuk gramatikal yang tidak menjadi
bagian atau unsur dari bentuk gramatikal yang lebih besar. Sementara itu, Cook
(dalam Suhardi, 2008 : 4) mengunkapkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang
secara relatif telah dapat berdiri sendiri yang berpola intonasi akhir dan
biasanya berupa klausa, senada dengan pendapat tersebut, Kridalaksana (2008
:103) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan baik secara aktual maupun potensional
terdiri dari klausa. Ramlan (2005 : 22) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
kalimat adalah satuan gramati yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang
disertai nada akhir turun atau naik. Pendapat lain dikemukakan Kentjono (dalam
Suhardi, 2008 :4) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan gramatikal yang
dibentuk oleh unsur dasar yang biasanya berupa klausa, partikel penghubung
(jika ada), dan intonasi final. Terakhir Suhardi (dalam Suhardi, 2008 : 4)
menyatakan bahwa kalimat adalah bentuk satuan gramatik (bisa berupa kata,
frasa, atau klausa) yang diakhiri intonasi final. Kerraf (1988 : 42)
menyebutkan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Sususnan kalimat yang efektif itu
didukung oleh 1) kesepadanan, anatara struktur bahasa dan cara atau jalan
pikiran yang logis dan masuk akal, 2) keparalelan atau paralelisme bentuk
bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan efektivitas tertentu, 3) ketegasan
dalam memumpunkan pikiran utama, 4) kehematan dalam pilihan kata atau
penyusunan pikiran kadang kala bertumpuk-tumpuk dalam satu kalimat, dan 5)
kevariasian dalam penyusunan kalimat,seperti anatar kalimat panjang dan pendek,
antara kalimat induk dan klausa tanbebas.
3. Tipe Kalimat
Tipe
kalimat adalah jenis atau corak kalimat dalam bahasa Indonesia yang dianggap
memiliki kemiripan struktural (KBBI, 2002).
B. Tipe-Tipe
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Menurut Suhardi
(2008 : 4), tipe-tipe kalimat (lengkap) Bahasa Indonesia ada delapan macam
yaitu :
1) Kalimat
dengan tipe SP (Subyek Predikat)
Kalimat
lengkap yang hanya terdiri dari S dan P saja. Kalimat ini biasa disebut
asebagai kalimat aktif intransitif karena predikatnya tidak memerlukan objek.
Contoh: Amir sedang mandi.
Amir sebagai subjek dan sedang mandi sebagai
predikat.
2) Kalimat
dengan tipe SPO (Subyek Predikat dan Objek)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P dan O. Kalimat ini disebut juga kalimat aktif
transitif karena predikatnya memerlukan objek.
Contoh : Andi memukul kucing.
Andi sebagai Subjek memukul sebagai predikat dan kucing
sebagai objek.
3) Kalimat dengan tipe SPPel (Subjek Predikat dan
Pelengkap)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P dan Pelengkap.
Contoh : Rumahku berdinding bilik.
Rumahku sebagai
Subjek, berdinding sebagai predikat
dan bilik sebagai Pelengkap.
4) Kalimat dengan tipe SPK (Subjek Predikat dan Keterangan)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P dan Keterangan.
Contoh : Kecelakaan itu terjadi di Jalan Tol Ciawi.
Kecelakaan itu sebagai
Subjek, terjadi sebagai predikat dan di
Jalan Tol Ciawi sebagai Keterangan.
5) Kalimat dengan tipe SPOPel (Subjek
Predikat Objek dan Pelengkap)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P, O dan Pelengkap.
Contoh
: Andi membuatkan temannya layang-layang.
Andi
sebagai Subjek, membuatkan sebagai
predikat, temannya sebagai Objek dan layang-layang sebagai Pelengkap.
6) Kalimat dengan tipe SPOK (Subjek
Predikat Pbjek dan Keterangan)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P, O dan Keterangan.
Contoh : Dia telah menjelaskan hal itu di sekolah.
Dia
sebagai Subjek, telah menjelaskan sebagai predikat hal itu sebagai Objek dan di sekolah sebagai Keterangan .
7) Kalimat dengan tipe SPPelK
(Subjek Predikat Pelengkap dan Keterangan)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P, Pelengkap dan Keterangan. Contoh : Mereka akan berbelanja alat olah raga di
koperasi.
Mereka sebagai
Subjek, akan berbelanja sebagai
predikat, alat olah raga sebagai
Pelengkap dan di koperasi sebagai Keterangan.
8) Kalimat dengan tipe SPOPelK
(Subjek Predikat Pelengkap dan Keterangan)
Kalimat
lengkap yang terdiri dari S, P, O, Pelengkap dan Keterangan.
Contoh : Pak Rudi membuatkan anaknya sebuah mainan di pinggir rumahnya.
Pak Rudi sebagai
Subjek, membuatkan sebagai predikat, anaknya sebagai Objek, sebuah mainan sebagai Pelengkap dan di pinggir rumahnya sebagai
Keterangan.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Dalam bab ini penulis mencoba
menganalisis kalimat-kalimat yang terdapat dalam kolom Tajuk Rencana yang
berjudul “Kemiskinan dan Terorisme” pada Surat Kabar Harian Kompas edisi hari
Senin tanggal 6 Oktober 2008 sebagai berikut :
a. Kalimat ke-1
................ kedua pemimpin dua negara bertetangga itu
bersepakat untuk memerangi terorisme.
Analisis kalimat
kedua pemimpin dua negara
bertetangga itu à Subjek
bersepakat untuk memerangi à Predikat
terorisme à Objek
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPO
b. Kalimat ke-2
................ Pakistan menghadapi kelompok bersenjata di
perbatasan kedua negara.
Analisis kalimat
pakistan à Subjek
menghadapi à Predikat
kelompok bersenjata à Objek
di perbatasan kedua negara à Keterangan
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPOK
c. Kalimat ke-3
................ PBB sendiri belum mampu membuat rumusan
........................
Analisis kalimat
PBB sendiri à Subjek
belum mampu membuat à Predikat
rumusan à Objek
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPO
d. Kalimat ke-4
Akibatnya adalah belum ada konvensi global mengenai terorisme internasional.
Analisis kalimat
Akibatnya belum ada konvensi
global à Subjek
mengenai à Predikat
terorisme internasional à Pelengkap
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPPel
e. Kalimat ke-5
Salah satu langkah ................ adalah menghapus kemiskinan.
Analisis kalimat
Salah satu langkah à Subjek
menghapus à Predikat
kemiskinan à Objek
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPO
f. Kalimat ke-6
............kemiskinan menjadi sasaran empuk bagi bertumbuhsuburnya
terorisme.
Analisis kalimat
kemiskinan à Subjek
menjadi sasaran empuk à Predikat
bagi bertumbuhsuburnya
terorisme à Keterangan
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPK
g. Kalimat ke-7
Disanalah para teroris menyebarkan pengaruhnya.
Analisis kalimat
disanalah à Keterangan
para teroris à Subjek
menyebarkan à Predikat
pengaruhnya à Objek
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) KSPO/SPOK
h. Kalimat ke-8
Dulu, kondisi seperti itu menjadi lahan empuk bagi berkembang biaknya
komunisme.
Analisis kalimat
dulu à Keterangan
kondisi seperti itu à Subjek
menjadi à Predikat
lahan empuk à Pelengkap
bagi berkembang biaknya
komunisme à Keterangan
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) KSPPel/SPPelK.
i. Kalimat ke-9
................ kemakmuran merupakan salah satu faktor bagi terciptanya
stabilitas politik.................................
Analisis kalimat
kemakmuran à Subjek
merupakan à Predikat
salah satu faktor à Pelengkap
bagi terciptanya stabilitas
politik à Keterangan
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPPelK
j. Kalimat ke-10
Mereka bersatu melawan terorisme
Analisis kalimat
mereka bersatu à Subjek
melawan à Predikat
terorisme à Objek
Kalimat tersebut memiliki tipe
kalimat (lengkap) SPO
Semua kalimat yang dianalisis
penulis dari Tajuk Rencana tersebut memiliki tipe kalimat sesuai dengan
kaidah-kaidah kebahasaan tentang tipe kalimat dalam bahasa Indonesia.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis
tipe-tipe kalimat pada Tajuk Rencana sebuah harian surat kabar, penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa :
1. Kalimat-kalimat dalam tajuk rencana tersebut
berdasarkan tipe kalimatnya sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan.
2. Tipe kalimat yang digunakan dalam tajuk
rencana tersebut adalah SPO, SPOK. SPPel dan SPPelK.
3. Jenis kalimat yang digunakan semuanya kalimat
majemuk.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Bagi Guru dan Siswa
Adanya
kesungguhan dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia terutama
pembelajaran kalimat
2. Bagi Jurnalis.
Para
Jurnalis harus menguasai kaidah-kaidah bahasa terutama bahasa tulis yang benar
karena hasil tulisannya memiliki pengaruh yang sangat besar di masyarakat.
3. Bagi Masyarakat.
Masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan berbahasa yang
baik agar tidak mudah terpengaruh dan dapat memilih serta memilah bahasa yang
baik dan salah.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,
Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, Jakarta : Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2002. Jakarta : Balai
Pustaka
Kridalaksana,
Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan.
2005. Ilmu Bahasa Indonesia
SINTAKSIS. Yogyakarta: CV. Karyono
Moeliono,
M. Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum
Balai Pustaka.
Muhyidin,
Asep. 2008. Problematik Penggunaan
Prefiks Meng-di Surat Kabar, dalam Anwar Efendi (eds) Bahasa dan Sastra dalam
Berbagai Perspektif. Yogyakarta : Tiara Wacana
Parera,
Jos Daniel. 1988. Belajar Mengemukakan
Pendapat Standar Standar, Logis, Pragmatik. Akarta : Penerbit Erlangga..
Suhardi.
2008. “Materi Kuliah Pendalaman Bahasa
Indonesia” Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.
BalasHapus